Al Habib Al Arif Billah Ali bin Abdurrahman Al Masyhur yang tinggal di Tarim
menyebutkan dalam manaqib ayah beliau Al Habib Abdurrahman Al Masyhur bahwa sang
ayah berkata :
Suatu kali aku pernah menemani Al Habib Al Wali Al Arif Billah
Ahmad Al Masyhur pada suatu undangan di rumah seseorang dari keluarga Ar Ruwayki
di Tarim. Ketika itu Al Habib Muhammad bin Ali Assegaf termasuk orang yang
diundang oleh seorang Syekh dari keluarga Bafadol. Saat Hb Muhammad sampai ke
rumah Syekh Ar Ruwayki, beliau mendapati para undangan sedang membaca maulid
Nabi. Saat itu berdekatan dengan mahallul qiyam.
Ketika Hb Ahmad Al Masyhur
melihat kedatangan beliau, maka Hb Ahmad berdiri dengan tergesa-gesa dari
tempatnya untuk menyambutnya di pintu rumah. Hb Ahmad pun menggandeng tangan
kiri beliau. Hb Muhammad tercengang dengan sambutan Hb Ahmad. Namun beliau tetap
diam dan penuh adab. Beliau lalu didudukkan di samping Hb Ahmad. Padahal Hb
Ahmad adalah orang yang sangat berwibawa dan tak pernah berdiri menyambut
seorang pun.
Seusai pembacaan maulid dan acara santap malam, para hadirin
pulang ke rumah masing-masing. Hb Abdurrahman bercerita, “Yang tinggal hanya
aku, Hb Muhammad bin Ali, Hb Ahmad Al Masyhur, dan tuan rumah.” Kemudian Hb
Muhammad berbicara dengan penuh sopan santun karena melihat bahwa dirinya
bukanlah seseorang yang pantas untuk disambut oleh Hb Ahmad yang ketika itu
adalah Wali Qutub. "Ya Habib, aku minta maaf. Kenapa kau harus bangun dan
menyambut kedatanganku di pintu depan?" Hb Ahmad pun menjawab, "Demi Allah,
tidaklah aku berdiri kecuali aku melihat Rasulullah masuk bersamamu dan
menggandeng tangan kananmu."
Hb Ahmad mengatakan bahwa Rasulullah SAW hadir
di setiap mahallul qiyam dalam pembacaan maulid KECUALI jika di rumah tersebut
ada rokok atau bau rokok.
Maka berhati-hatilah bagi setiap orang yang berakal
dan berhati bersih. Jika ia menginginkan Rasulullah hadir di maulidnya, maka
jauhilah ‘pohon yang menjijikkan’ dari rumahnya. Nasihat ini ditujukan bagi
orang yang bersedia menerimanya. Sesungguhnya manusia lebih mengetahui akan
dirinya (Al Qur’an). Apabila Rasulullah tak masuk ke rumah yang di dalamnya
terdapat rokok atau bau rokok, maka bagaimana bagi orang yang menghisap rokok.
Badannya, bajunya, dalam tubuhnya, semua bau rokok. Maka apabila Rasulullah tak
masuk ke rumahnya, lebih-lebih malaikat Rahmat.
Maka aku berkata kepada siapa
saja yang telah mendengar perkataan ini, yang ternukil dari rijalullah yang
terpercaya, kemudian tak mau ingat atau tobat, maka ia berada di dalam
MARABAHAYA. Semoga Allah memberi kita keselamatan dan afiah serta menjaga anak,
cucu, saudara, dan teman kita dari ‘pohon yang menjijikkan’
tersebut.
(Dinukil dari kitab Masyrobil Hani karya Hb Ahmad bin
Abdurrahman Assegaf)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar