Diriwayatkan oleh ulama, pada suatu ketika di sebuah desa hidup
seorang saudagar yang kaya-raya. Saudagar ini memiliki tanah dan kebun
yang luas serta perniagaan yang berhasil. Ia juga memiliki istri yang
sangat cantik. Pada suatu pagi istri saudagar ini menyiapkan makanan
yaitu ayam bakar, untuk sarapan suaminya. Ketika mereka berdua hendak
makan, tiba-tiba datanglah seorang pengemis yang kelaparan di muka
rumahnya. Pengemis itu berkata sambil merintih, "Tuan, kasihanilah saya.
Sudah beberapa hari ini saya belum makanan. Saya mohon berikanlah
sedikit makanan yang tuan punya untuk saya." Istri saudagar hendak
memberikan sebagian makanan yang terhidang, tapi dilarang oleh suaminya.
Lalu saudagar itu bangkit membentak si pengemis, "Dasar orang pemalas,
pagi-pagi sudah mengemis di muka pintuku! Apa kau tak tahu, semua
kekayaan ini kuperoleh dengan kerja kerasku?! Dan kau enak saja
meminta-minta dariku. Pergi sana!" Pengemis itu pun pergi dengan
meneteskan airmata kesedihannya.
Tahun demi tahun berlalu. Istri
sang saudagar telah bercerai dengan suaminya dan menikah lagi dengan
seorang yang kaya. Pada suatu pagi, istri itu menyiapkan sarapan
kesukaan suami barunya, yakni ayam bakar. Setelah selesai, mereka pun
makan bersama. Ketika tengah asyik bersantap, datanglah seorang pengemis
meminta-minta makanan di muka rumah mereka. Sang suami lalu menyuruh
istrinya untuk memberikan sebagian hidangan ayam bakar kepada si
pengemis di luar. Istrinya lalu mengantarkan makanan itu. Begitu masuk
kembali ke dalam rumah, si suami melihat istrinya menangis tersedu-sedu.
Kata
sang suami, "Kenapa kamu menangis?" Istrinya menjawab, "Pengemis itu
adalah mantan suamiku. Ketahuilah, dulu aku memiliki suami yang
kaya-raya. Tak lama kemudian kekayaannya habis dan dia menceraikan aku.
Pada suatu pagi ia pernah mengusir seorang pengemis kelaparan di depan
rumah kami. Sekarang Allah merubah nasibnya menjadi seorang pengemis."
"Mengapa
kau heran dengan hal itu," kata sang suami, "Aku adalah pengemis yang
diusir suami
Tidak ada komentar:
Posting Komentar